Minggu, 26 Juni 2011

The Opening - Al Fatihah

The Opening
In the name of Allah, the Beneficent, the Merciful
Praise be to Allah, Lord of the Worlds,
The Beneficent, the Merciful.
Master of the Day of Judgment,
Thee alone we worship; thee alone we ask for help.
Show us the straight path,
The path of those whom Thou hast favored; Not the (path) of those who earn Thy anger nor of those who go astray.


Surat [1] الفاتحة :: Al-Fatihah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ (١)

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ (٣)

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)

4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ (٦)

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ (٧)

7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.


Al Fatihah Mu yang begitu menggetarkan...

Subuh tadi, seperti biasa laysa menghadap TuhanNya bersama makhluk Allah lainnya.

laysa membuka subuhnya bersama di musholla kecil berdinding bambu yang tak rentan oleh angin dan panas yang kadangkale mengusiknya dari balik selimut.

Jumat, 24 Juni 2011

kosong,

beberapa hari ini, laysa hanya dapat menemui kosong

ia sedang mencari sesuatu

namun berkali kali ia harus malu karena keliru,

laysa berkali kali keliru memahami yang dicarinya itu,



entah karena kosong itu,

ataukah kosong itu yang jadi anak anak ini.

berkali ia lalai, hingga mundur muncul waktu berikut

mungkin sekitar hitungan jari di salah satu genggamannya..

tak ada yang bisa ia lakukan lagi

kecuali hanya tetap melakukannya, walau waktunya bukan waktunya lagi.



laysa bukan tak tahu,

bukan pula lupa.

mungkin sebagian dari salahnya sendiri,

laysa lebih memilih untuk menanti waktu.

padahal jelas, waktu tak mau dinanti.

ia hanya ingin hidup sendiri.

dan sang waktu pun tetap bergeming dalam hatinya,

"kenapa kau salahkan diriku???

kau pun tahu aku gak mau ditunggu!!"

kata sang waktu pada khalayaknya, termasuk laysa



laysa kembali meneruskan pencariannya,

namun berkali beberapa hari ini,

ia hanya bertegur sapa dengan sang kosong yang masiiihh saja gemar dijumpainya tanpa sengaja itu.



namun malam membawanya terlelap dalam pencariannya yang penat.

laysa berdoa,

menangkupkan kedua telapak tangannya di hadapan wajahnya yang menunduk,



ya ALLAH, maha suci Engkau,

sesungguhnya hamba sebagian mereka yang dholim...

penuhi jiwaku dengan cintaMu, Allah