Tak pernah sekalipun, takut itu diajarkan pada kami. Dan untuk pertama kali Laysa berkali meleleh dalam parau harapan. Ia tak merangkainya sendiri, tapi sepenuhnya ialah sendiri. Untuk pertama kalinya ia meleleh terlalu dan teramat takut paraunya hancur menjadi bisu yang serak. Ia sepenuhnya sendiri,
ada dan tiadaku bukanlah apa
namun tanpa adaMu
apalah aku
hanya tak ada
Nyaris usai, fajar bergemuruh pelan. Dalam harap Laysa tak akan ada usai.
Mengalir meninggalkan jejak lembab berharap tak mengering. Meski hanya di hati yang tak bisa dimengerti.