nAfida

Sudah lima hari ia berlari, tak mengejar apa apa. Namun banyak yang menantinya. Ia tak berbekal apa apa kecuali jendela jendela usang yang semakin menumpuk saja di tempat teduhnya. Tak lelah ia usung puluhan jendela usang itu dalam pelariannya, tak perduli siapapun mencerca, tak ambil pusing pula siapapun menyainginya, tak sukar abainya bagi siapa saja yang menegasikannya. Bagaimanapun, ia sedang beraktualisasi, mengejar sesuatu yang tak pasti untuk saat ini. Namun, jauh sebelum akhirnya waktu ini tiba, ia telah merangkai maket masa depannya dalam hamparan neuron yang sukar diraba dalam setitik tinta dan selembar kanvas, ataupun dalam digit digit angka dan tipu daya statistika.