Minggu, 13 Mei 2018

Persiapan Kelahiran Baby M (Part-1)

Setiap calon ibu pasti sangat antusias menyambut kehadiran sang buah hati. Apalagi jika buah hatinya adalah anak pertama. Begitu juga saya, meskipun sebelumnya sudah diberikan kesempatan Allah untuk merasakan kehamilan hanya tiga bulan (baca: abortus) kehamilan kedua ini terasa seperti baru pertama kali, karena ketika sudah lahir si janin akan lahir sebagai bayi pertama saya.
Hari ini adalah hari ke 57 baby M berada di dunia setelah 41 Minggu lebih 2 hari dia kerasan di rahim ibunya. Berdasarkan pengalaman pertama ini, ada beberapa hal penting yang perlu kita siapkan untuk menyambut kehadiran anak pertama.
1. Perlengkapan melahirkan
2. Kebutuhan sehari-hari bayi newborn
3. Perlengkapan ibu
4. Berkas kependudukan anak
Dari empat hal di atas, nomor satu hingga tiga bisa kita persiapkan sebelum kelahiran bayi. Khusus nomor empat, kita harus menunggu kelahiran sang buah hati. Namun, meski berada di urutan ke empat dan untuk memenuhinya harus menunggu kelahiran bayi, sebaiknya kita melakukan nya sesegera mungkin setelah kelahiran bayi. Karena jika melewati 60 hari setelah melahirkan, ceritanya akan jadi lebih panjang. Oke, mari kita rinci empat hal di atas.

A. Perlengkapan melahirkan
Apa saja yang perlu kita bawa ke rumah sakit atau bidan? Berikut ini adalah barang-barang yang perlu kita persiapkan untuk dibawa saat proses persalinan. Perlu sekali kita catat agar nantinya kita merasa ada yang kurang, tidak terpakai atau malah jumlahnya terlalu banyak.

1. Kain jarik/sarung.
Kita memerlukan item ini lebih dari tiga, karena selain dipakai  untuk bawahan pengganti  rok, jarik juga diperlukan sebagai penutup saat proses persalinan. Namun jika kita memilih rumah sakit sebagai tempat persalinan kita, maka kita hanya memerlukan jarik untuk kita kenakan saja, karena rumah sakit dan beberapa rumah persalinan milik bidan  biasanya sudah lengkap dengan peralatan persalinan. Karena mungkin bidan senior (saya memilih bidan tempat ibu saya dulu), kain jarik masih dipakai untuk penutup saat persalinan.

2. Gurita ibu
Sebenarnya ada banyak pilihan media yang berfungsi untuk melindungi bagian perut ibu setelah melahirkan. Mulai dari gurita, stagen, kendit, bengkung, korset hingga gurita instan yang sangat beragam bentuknya. Namun yang paling disarankan dan aman untuk kesehatan adalah gurita, yaitu dua lapis kain, yang bagian luar ujungnya terdapat banyak tali. Karena talinya yang banyak ini kemudian disebut dengan  gurita. Orang Jawa menyebutnya gerito.

3. Baju ibu
Sangat disarankan untuk mengenakan baju dengan bahan yang sangat nyaman dan yang bisa dibuka full bagian depannya. Karena ternyata melahirkan itu benar benar penuh perjuangan dan menguras banyak keringat. Juga agar memudahkan kita saat bayi diletakkan di atas dada ibu seketika setelah ia lahir. Jangan lupa untuk membawa lebih dari dua buah.

4. Handuk ibu
Jika fisik ibu sudah pulih, segeralah mandi sebelum pulang dari tempat persalinan. Saat itulah handuk diperlukan. 

5. Kain bedong bayi
Kalau zaman ibu saya, bayi dibedong menggunakan kain jarik. Zaman now, kain bedong sudah banyak pilihan. Mulai dari bahan, motif, warna, hingga harga. Kita bisa sesuaikan dengan selera dan kebutuhan kita. Kain bedong bayi sebaiknya disiapkan lebih dari satu buah. Karena ternyata umumnya bayi baru lahir, biasanya akan buang air sesaat setelah digantikan bajunya.

6. Baju bayi
Sebaiknya kita memilih baju tanpa lengan atau baju lengan pendek. Tujuannya supaya lebih aman untuk bayi saat baju dikenakan oleh bidan atau perawat. Bayi kita akan tetap hangat karena setelah itu bayi akan dilapisi lagi dengan kain bedong. Ohya, kita tidak memerlukan gurita bayi seperti masa ibu kita dulu. Karena menurut kesehatan, gurita bayi justru menghambat pernafasan bayi. 

7. Popok kain
Popok kain yang saya siapkan untuk baby M dulu adalah yang bentuknya selembar kain panjang yang ada dua tali di dua sudutnya. Tapi sebelum dibawa pulang, bidan memakaikan popok sekali pakai dulu. Agar aman selama perjalanan pulang saat bayi kita buang air. 

8. Peralatan mandi ibu
Seperti mandi biasanya, sampo, sabun mandi, pasta dan sikat gigi.

9. Peralatan mandi bayi
Pengalaman saya kemarin, peralatan mandi bayi yang saya bawa tidak digunakan oleh asisten bidannya saat memandikan baby M. Karena sudah disiapkan di sana. Saat itu menurut saya yang diperlukan hanya sampo dan sabun. Jadilah saya bawa sabun top to toe.

10. Kain gendongan
Kain gendongan. Ya, kita hanya perlu gendong yang berbentuk kain untuk membawa bayi pulang. Kenapa tidak yang instan? Karena bayi kita masih rentan dan belum bisa digendong menggunakan gendongan instan. Kecuali yang berbentuk kapsul. Kita bisa meletakkannya di samping kita saat di dalam mobil. 

11. Pembalut
Kita memerlukan dua macam pembalut untuk dibawa ke rumah bersalin atau rumah sakit. Pembalut untuk kita pakai sendiri dan pembalut biasa (biasanya merk hers yang dulu ada gambar wanita sama burung dara putih). Awalnya saya heran kenapa dalam list barang yang dari bidan tertulis 2 pack pembalut. Ternyata pembalut ini difungsikan untuk membersihkan darah saat proses persalinan normal berlangsung. Berbeda dengan zaman dulu, yang masih menggunakan kain yang berlapis. Sedangkan untuk pembalut yang kita pakai, bisa kita pilih merk yang sesuai atau seperti biasanya saat menstruasi. Karena sesampai di rumah dan untuk hari-hari selanjutnya, kita akan mengganti pembalut setiap tiga hingga empat jam sekali untuk menjaga kesehatan ibu. 

12. Berkas kesehatan
Mulai dari KTP, buku pink yang dari bidan, hasil kontrol dokter, hasil laboratorium selama masa kehamilan, hasil USG, kartu asuransi kesehatan atau BPJS, akte kelahiran suami istri hingga pas foto. Khusus dua item terkahir ini diperlukan untuk proses pembuatan akte kelahiran bayi. Beberapa rumah bersalin menyediakan jasa pembuatan akte kelahiran.

13. Kendil
Kendil yang terbuat dari tanah liat ini biasanya digunakan untuk menyimpan ari ari bayi. Tapi kebetulan di tempat saya bersalin kemarin, sudah menyediakan. Jadi saya tidak perlu repot.
Dua belas item di atas, masing-masing bisa disesuaikan jumlahnya dengan keperluan kita dan fasilitas rumah sakit atau rumah bersalin. Selamat menyambut kehadiran buah hati,^^


Tabik,
Ibunya Maja.

Rabu, 02 Mei 2018

Welcome baby!!

Sembilan bulan adalah waktu yang sangat sebentar untuk menjalani masa kehamilan. Ya, hal itu benar jika kita sudah sampai di bulan ke sembilan. Lain hal jika kita masih berada di trimester pertama atau kedua. Kehamilan menjadi hal yang membuat si ibu hamil merasakan kecemasan, kekhawatiran dan banyak perasaan lain yang memaksa kita mengarang hipotesa. Hm..

Namun, bulan ke sembilan dalam masa kehamilanku ternyata molor hingga beberapa hari. Aku yang sudah kedarung happy. Setiap hari mulai memasuki minggu ke 39, aku semakin rajin berbicara dengan baby-ku yang semakin aktif bergerak di dalam perut.  Wah sebentar lagi lahir ya kak. Wah, sebentar lagi kita bisa main bareng ya kak. Nanti kakak panggil ibu langsung ya. Kakak udah siap kan. Posisi udah enak kan buat keluar. Iya, aku semakin semangat mengelusi seluruh bagian perutku sambil terus menanyakan dan menyampaikan banyak hal pada baby-ku. Hingga tiba HPL (hari perkiraan lahir), aku masih belum merasai tanda-tanda si jabang bayi akan segera lahir. Berusaha positif thinking, mungkin nanti siang. Aku yang sedari Minggu ke tiga sembilan semangat sekali dengan proses persalinan menjadi cemas yang tidak bisa dikendalikan. Tiba siang hari dan masih belum ada tanda-tanda ia akan lahir. Mungkin nanti sore. Lagi, tiba sore: zonk. Masih saja aku tidak merasakan apa-apa. Semua aktivitas masih sama seperti sebelum hamil hingga masa hamil. Tidak ada yang terasa berat. Hingga malam akhirnya tiba, aku pun tidak merasakan perubahan apapun di seluruh tubuhku.

Pasrah. Tawakal. Hal ini wajib. Sama dengan ketika aku masih berada di trimester awal kehamilan.