Alang alang meliuk
mengikuti aliran desah angin yang menari bersama malam
ia tak terlihat
namun siapapun merasakan kehadirannya.
Alang alang meliuk
berkali kali ia bermain dengan sentuhan angin yang meniup batangnya
putihnya tak berpendar dalam kegelapan
lembutnya mengakui tahtanya
walau malam sedang berkuasa
Alang alang meliuk
ia berdebat dengan angin malam
dan mulai menikmati kebersamaan itu
lenggok kanan dan lenggok kiri
memperindah aura alang alang
dan angin memahami itu semua
Alang alang meliuk
percikan air danau mengusik tenang alang
beringsut hujatan ke angin
ga bertanggung jawab
Alang alang meliuk
angin menegang
namun semuanya tetap lancar
hanya kebersamaan itu terpaksa melenyap
hilang tanpa jejak
(Kayu lipat, 26 ramadlan, 00:00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar